Selasa, 03 Maret 2015

Hope

Hi apa kabar? Sudah lama kita tidak saling sapa seperti ini. Apa kau baik saja? Aku menghawatirkanmu setiap hari. Entahlah. Mungkin ini terlalu lebay untuk seumuran kita. Tapi tak apa. Aku hanya ingin menyampaikan apa yang aku rasakan.

Malam ini, aku merasakan kembali bagaimana candaan mu dulu. Semua kembali hangat. Dan kau terasa sangat dekat. Kau semakin memikat. Kau kembali mengingatkanku betapa hangatnya pelukanmu dulu. Sekarang? Ini hanya sebuah kenangan. Tapi malam ini kau membuat kenangan itu kembali memuncak. Seperti ingin mengeluarkan kenangan-kenangan kita dulu. Lucu memang dalam bagian cerita ini aku tidak pernah menceritakan bagian yang buruk dari kita. Karena memang tak ada yang buruk dari hubungan kita. Kenangan tersusun secara sistematis. Dari awal pertemuan kita, kau berbicara terbata-bata di telfon dan tanganmu pun berkeringat saat kita mengobrol.

Dan malam ini sejujurnya aku merindukanmu. Amat sangat merindukanmu. Merindukan kenangan kita dulu. Merindukan candaanmu. Merindukan tawamu. Dan juga merindukan pelukanmu.  Aku ingin bertanya satu hal padamu. Bisakah kita kembali seperti dulu? Berjalan beriringan dan selalu seirama. Aku sangat berharap itu terjadi untuk tang keduakalinya. Tapi menurutku ini hanya khayalanku. Ini lucu, sangat amat lucu.

Bisa kah ini disebut kasih tak sampai? Atau memang ini cinta yang bertepuk sebelah tangan? Ah aku fikir itu sama saja. Yang jelas aku masih pada perasaan yang sama, aku mencintaimu. Aku tak akan menyerah dengan perasaan ini. Tak akan. Akan selalu aku pertahankan hingga saatnya untuk berhenti telah tiba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar